Revolusi teknologi telah membawa banyak perubahan terhadap perpustakaan dalam menyediakan informasi ke pemakai. Sampai sepuluh tahun yang lalu, perpustakaan masih terfokus kepada buku (dalam bentuk tercetak). Banyak kegiatan di perpustakaan masih terpaku pada paper based. Kegiatan tersebut terdiri dari pembuatan kartu katalog, pembelian buku secara manual, menjawab pertanyaan referensi dengan menunggu pengguna informasi datang ke perpustakaan, kegiatan inventarisasi secara manual, bahkan banyak koleksi masih disediakan dalam bentuk tercetak.
Komputerisasi dan teknologi networking, dalam berbagai format menjadi suatu bagian integral pada hampir semua jasa perpustakaan. Untuk membantu memastikan teknologi ini digunakan secara efisien dan hemat biaya, perpustakaan perlu mengembangkan suatu rancangan teknologi. Idealnya, rancangan teknologi akan menjadi bagian dari suatu rencana jangka panjang yang lebih luas yang mencakup semua jasa perpustakaan.
Sebagai penyedia informasi, perpustakaan diharapkan untuk memastikan pengguna informasi:
- Menemukan informasi berkualitas; perpustakaan bertugas untuk mengevaluasi informasi yang akan disediakan kepada penggunanya.
- Mendapatkan informasi relevan
- Mendapatkan pengetahuan baru
- Belajar tentang sumber-sumber baru yang relevan
- Kebutuhan, pilihan dan keinginan
- Tujuan dan aspirasi
- Harapan dan asumsi
- Nilai dan kepercayaan
- Toleransi terhadap perubahan
Lalu sejauh mana teknologi mempengaruhi perpustakaan dan koleksinya?
- Sistem temu balik informasi yang disediakan oleh perpustakaan seperti katalog menjadi lebih cepat, efisien dan lengkap.
- Sistem pendataan/inventarisasi koleksi lebih efektif yang memungkinkan perpustakaan mendapat informasi lebih seperti mengetahui jumlah koleksi, koleksi yang sedang di pinjam, yang akan dipesan, koleksi yang sedang diperbaiki. Seluruh informasi tersebut bisa ditelusur pada satu tempat.
- Munculnya perpustakaan digital, yang memungkinkan pengguna mengakses informasi dari mana saja, jika mereka tidak sempat datang ke perpustakaan.
- Penggunaan system barcode pada koleksi dan kartu anggota perpustakaan.
- Perpustakaan menggunakan alat human counter untuk menghitung jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. Alat ini mendeteksi pengunjung melalui suhu tubuhnya pada saat melawati pintu masuk.
- Pada perpustakaan perguruan tinggi, pendataan anggota perpustakaan sudah terintegrasi antara institusi induk, pusat sistem informasi, perpustakaan pusat dan perpustakaan cabang. Semuanya sudah terintegrasi secara online.
- Video iPod salah satu contoh yang membuat pengguna bisa menonton beberapa program tv dan mendengarkan lagu.
- Munculnya e-book yang mendekatkan pengguna kepada peralatan teknologi baru.
- Munculnya berbagai jejaring sosial seperti: facebook dan twitter.
- Perpustakaan menggunakan peralatan untuk kegiatan teleconference.
- Blog memungkinkan orang untuk berdiskusi tentang hal-hal yang diminati.
- Bahkan pelajar di tingkat sekolah dasar di Amerika mampu menciptakan produk-produk digital.
- Lebih banyak orang mampu untuk berkreasi
- Perpustakaan tidak dibutuhkan ketika jurnal ilmiah tersedia di komputer anda.
- Google, Yahoo dan search engine lain membuat proyek digitalisasi buku.
- Komunikasi tanpa kabel dengan menggunakan komputer muncul dimana-mana, yang memungkinkan pengguna untuk berkreasi, berbagi dan mengakses informasi lebih mudah dari sebelumnya.
- Beberapa perpustakaan menyediakan chat reference dan menyediakan asisten yg bisa membantu pengguna selama 24 jam dalam seminggu secara online.
- Mahasiswa di banyak fakultas lebih suka mencari sumber informasi secara online dari pada sumber tercetak apalagi ke perpustakaan.
Perubahan lain menyangkut:
- Cabang pengetahuan baru
- Munculnya jurnal ilmiah
- Adanya perkembangan format koleksi di perpustakaan
- Permintaan bahan tercetak
- Bundling (bundel khusus untuk serial)
- Terbitan sendiri
- Multimedia dan multi aplikasi tanpa kabel
- Pergantian dari bahan tercetak ke bahan digital
Karena teknologi, perpustakaan sekarang memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan khusus pelanggan dalam bentuk layanan bagi penyandang cacat, program literasi informasi, dan kegiatan outreach masyarakat.
Perpustakaan adalah salah satu cara yang sangat berharga untuk memberikan pendidikan karena perpustakaan adalah pusat pengetahuan. Ini menjadi salah satu alasan penting mengapa perlu memasukkan teknologi ke perpustakaan. Ini adalah cara untuk memodernisasi fungsi mereka secara efektif dalam bidang jasa, yang pada gilirannya membuat mereka lebih efisien dalam merespon kebutuhan pengguna mereka.
Automasi perpustakaan dipandang sebagai total gabungan dari teknologi yang dibutuhkan untuk membawa pengguna perpustakaan kepada akses yang diperlukan dan jasa untuk menjawab dunia nyata kebutuhan informasi. Automasi membuat sistem perpustakaan, sumber daya, dan layanan yang lebih menarik dan interaktif, membantu perpustakaan untuk memenuhi harapan pengguna.
Hal tersebut juga menjadi suatu tantangan bagi pustakawan. Ada banyak perubahan yang berlangsung banyak bidang di perpustakaan. Perubahan ini meliputi pertumbuhan yang dipercepat dengan munculnya pengetahuan baru, teknologi baru. Semua perubahan ini pada waktu yang sama membuat keberlanjutan pendidikan menjadi prioritas utama. Di dalam profesi informasi, pustakawan khusus menghadapi beberapa tantangan unik. Para profesional ini harus bereaksi terhadap time-critical kebutuhan informasi yang membuat mereka harus kreatif dan berwawasan luas demi klien mereka.
Referensi
Hartono, Bambang. 1986. Sistem dan Pelayanan Informasi. Jakarta : Kencana Abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar